Selasa, 03 Maret 2015

Testimony FLC Oeleu







in/Beberapa bulan yang lalu dirasakan Tangan Pengharapan Indonesia saat membagikan sepati di FLC Oeleu di mana seorang anak perempuan berusia 8 tahun mendapatkan sepasang sepatu namun tidak bisa memakai kedua sepatu itu karena ia tidak memiliki kaki kanan. Rina beraktifitas dengan cara merayap dan ini bukan pemandangan yang menyenangkan untuk dilihat.
Berbagai pertanyaan tak terjawab bergemuruh saat tim Tangan Pengharapan pulang. Adakah cara yang bisa ditempuh agar Rina dapat berjalan?
Dengan bantuan beberaa mitra seperti Kick Andy dan Bank Mandiri, maka jalan keluar didapatkan setelah beberapa saat berlalu.
Penyerahan kaki palsu dilakukan di desa Oeleu dalam kesederhanaan alam desa dan suasana haru serta derai air mata bahagia dari ayah dan ibu Rina. “Saya senang ada yang perhatikan anak saya,” ujar ibu dari Rina sambil mengusap air mata bahagia.
Kini meskipun masih tertatih, Rina Telnoni mengalami suka cita yang begitu besar saat melangkah dengan lebih pasti dalam menggapai kesempatan untuk hidup lebih baik.


en/It was felt it by Tangan Pengharapan Indonesia when distributing shoes at FLC Oeleu where a young girl aged 8 got a pair of shoes yet she couldn’t wear them since she doesn’t have right foot. Rina does all of her activities by crawling and it’s not a pleasant sight to behold.
Various remained unanswered questions rumbled when Tangan Pengharapan team was going home. Could there a way be taken for Rina to be able to walk?
With the help of some partners such as Kick Andy and Mandiri Bank, so a way out was finally taken after a while.
Two months passed after the mold making of the artificial limbs delivered to Jakarta, and on November 2014, the long anticipated package, the artificial limbs finally arrived in Kupang and was taken straightaway by the staff of Tangan Pengharapan.
Currently, even though she is still limping, Rina Telnoni experienced a great joy when stepping with more definite step in achieving a better chance of living.