Selasa, 16 Desember 2014

“Dan senandung pujian bagi Tuhan meluncur Dari mulut mereka….”

http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
in/
Pernah dengar Indonesia Idol? Salah satu ajang pencarian bakat di sebuah stasiun swasta nasional yang sampai hari ini mencentak banyak penyanyi terkenal di Indonesia.  Yah, saya yakin anda pasti tau acara tersebut. Di Indonesia sendiri kita bisa melihat acara ini sudah diadakan berulang kali bukan?

Antusiasme positif masyarakat sangat luar biasa, sehingga acara ini banyak diminati. Dan peminat acara ini juga bisa ditemukan di Halmahera Utara tempat kami melayani anak-anak yang Tuhan percayakan.

Kami menemui fakta bahwa ternyata di dalam pedalaman Halmahera Utara khususnya di Kao Barat, ada banyak anak-anak yang memiliki talenta luar biasa dalam bernyanyi. Namun mereka belum memiliki pengalaman dan masih perlu banyak belajar untuk bisa menjadi penyanyi yang andal.

Kami mengadakan acara dengan konsep yang sama di dua titik desa berbeda. Yang pertama di desa Soamaetek dan yang kedua di desa Bailengit. ajang ini  kami namakan “Soamaetek Idol” dan “Bailengit Idol”.

Saat kami umumkan kepada anak-anak. Kami melihat antusiasme mereka. Apa lagi saat mereka tau judul dari acara tersebut. Mereka tertawa juga karena menurut mereka judul acara ini unikjuga.

Tampak ketulusan dan kepolosan anak-anak saat mengikuti lomba tersebut. Betapa bahagianya melihat anak-anak pedalaman Halmahera bisa memberikan yang terbaik untuk Tuhan.

en/ 
“And praises unto God were coming out their little mouths….”

Have you ever heard about the Indonesian Idol, a talent show program in one of our national TV stations that her been producing many well known singers in Indonesia? And I believe you know that program very well. And this program is made again and again.

People gave good response to this TV program, making in the most waited. And those who are interested in it can easily be found in north Halmahera where we outreach the children God trusts us with.

We find out that in rural north Halmahera, especially in west Kao, many children have extra ordinary singing talents, but they have no experience so they need to learn more to be good singers. We held exactly the same program in two different sites.

The first was Soamaetek village and the second was Bailengit village. These events were named Soamaetek Idol and Bailengit Idol.

Announcing this, we saw eagerness in children’s faces, especially when they came to know the theme of the event. Laughing, they thought it would be interesting because of its unique.

Naively, the children participated in the event. They were so happy to give all their best to the Lord.

Live A Better Life
www.tanganpengharapan.org
 
Link Youtube Water Is Life
 


Kamis, 04 Desember 2014

Tidak Perlu Ke Bawah Jurang, Air Sudah Dekat!!










in/Kai, adalah salah satu desa dipedalaman Halmahera Utara. Letaknya yang berada di dataran tinggi membuat desa ini kesulitan air bersih. Memang ada beerapa titik mata air di desa tersebut, namun kebanyakan bukanlah air yang layak untuk diminum oleh warga desa tersebut.

Untuk sekedar mendapatkan air bersih, warga harus menempuh sebuah tebing yang curam dan licin beratus-ratus meter jauhnya. Posisi jalan yang miring 45 derajat membuat medan yang harus ditempuh semakin sulit.

Di saat hujan, jalan ini akan semakin licin karena berstruktur tanah merah. Banyak warga yang mengeluhkan kondisi ini. Namun ada saja rintangan untuk membuat jalan satu-satunya ke mata air bersih yang mereka miliki ini menjadi lebih baik.

Salah satu yang paling menyedihkan adalah kondisi ekonomi masyarakat. Masyarakat Kai sebagian besar adalah petani. Mereka juga tergantung dengan air bersih yang bisa mengairi kebun mereka. Karena tanah mereka yang kering, akhirnya mereka bertani dan berkebun jauh dari desa mereka. Tanah yang mereka pakai untuk berkebun dan bertani jaraknya berkilo-kilo meter jauhnya. Ini membuat mereka sulit untuk memantau secara maksimal, sehingga apabila terjadi gangguan baik dari alam ataupun dari tangan-tangan jahil akan sulit ditanggulangi.

Kondisi inilah yang membuat Yayasan Tangan Pengharapan tergerak untuk menjadi berkat bagi desa Kai. Melaui musyawarah desa, akhirnya diambilah kesepakatan untuk memasang pompa listrik dan pipanisasi dari mata air ke desa sehingga warga tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi pasokan air ke desa.

Mendengar wacana tersebut, masyarakat menjadi sangat antusias. Dari anak-anak sampai orang-orang tua bahu-membahu untuk menyelesaikan pemasangan pompa listrik dan pipanisasi di desa Kai. Pemasanganan dirampungkan dalam jangka waktu tiga hari. Saat pemasangan selesai dan mesin dinyalakan, masyarakat bersorak-sorai ketika melihat air bisa naik dan sampai di desa mereka. Mereka berbondong-bondong datang untuk mengambil air melaui dirigen air.

“Ngoi to sanang ngoau  ato e’he wau oa’ele dau–uu. Oa’ele idutu oau” (kita senang tidak ambil air lagi jauh ke bawah jurang. Air sudah dekat), Begitulah kata-kata yang keluar dari mulut seorang nenek tua yang tinggal di desa Kai saat melihat air mengalir di desanya.

Senyuman terimakasih dan raut bahagia warga Kai terutama warga yang sudah tua renta tergambar jelas di wajah-wajah mereka karena mereka tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Mereka tidak lagi mempertaruhkan keselamatan mereka atau takut tergelincir ke jurang hanya untuk memberikan anak-anak mereka segelas air layak minum.
Rasa bahagia serta terimakasih warga desa Kai inilah yang Tangan Pengharapan sampaikan kepada para donatur di manapun berada. Desa Kai adalah salah satu langkah kecil di mana kita mulai memberikan berkat bagi Indonesia dan menjadikan Indonesia lebih sejahtera di masa depan.



En/No need to go down the cliff. Water is here!!
Kai, is one of the villages in the rural north Halmahera. Lying in the highlands makes this village have clean water shortages. Indeed, there are several springs here, but most of them are undrinkable. 

To get clean water, the villagers must walk down steep and slippery cliffs hundreds meters away. The 45 degree tilted road makes the terrain even harder to walk on.

During rainy season this road will be more slippery because of its red soil structure. Many villagers complain about this condition. There are obstacles to construct the only road to the spring.

One of the saddest things is low people’s economic condition. Most of Kai villagers are farmers. They depend on clean water to irrigate their plantations. Because of this dry land, eventually they do plantation and farming kilometers away from their village. This makes them difficult to take care of their plantation in case of being destroyed by nature or men.

Because of such condition, Tangan Pengharapan is moved to be a blessing to Kai villagers. After several meetings with village officials, Tangan Pengharapan made an agreement to install an electric pump and pipes from the spring to the village so the villagers won’t have any difficulty in meeting villagers’ need of clean water.

Knowing this, Kai villagers became very enthusiastic. From children to old people they helped complete the installation in three days. When the installation was completed and the machine was turned on, the people were cheering, seeing the water flowing up to their village. They collected the water using jerry cans.

"Ngoi to Sanang ngoau ato e'he kite-uu oa'ele dau. Oa'ele idutu oau " (we are happy. No need to go down the cliff. The water is here. Those were the words that come out of the mouth of an old woman who lived in Kai village when seeing water flowing in her village.

Happy, thankful smiles Kai villagers, especially the elderlies can be seen because they no longer difficult have difficulties to get clean water. They no longer need to risk their safety or fear of slipping into the abyss just  to give their children a glass of drinking water.
Tangan Pengharapan conveys Kai villagers happiness and gratitude to its partners wherever they are. Kai village is just a small beginning where we give blessings to Indonesia and making it more prosperous in the  future.

Live A Better Life
www.tanganpengharapan.org

Link Youtube Water Is Life
 



Rabu, 26 November 2014

Obat Luka Untuk Kakak

http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/


Tak terasa hari sudah menjelang sore, dari kejauhan tampak sebuah kapal putih yang masih terlihat kecil. Sore itu Patricia, bocah berusia 10 Tahun sedang bersama kawan-kawannya bermain di pinggir kali tak jauh dari rumahnya. Betapa senangnya kawan-kawan Patricia ketika mereka melihat bahwa ada kapal putih yang sedang menuju pelabuhan Merauke sore itu. 

Ternyata kapal Kalimutu dari Surabaya yang sandar di Pelabuhan Merauke. Terlintas di benak anak-anak ini niat untuk naik ke kapal dan mencari sisa-sisa barang ataupun botol-botol bekas seperti biasa untuk dijual kembali.

Namun tidak demikian dengan Patricia. Kebiasaan mencari botol belum pernah dilakukannya sama sekali. Patricia teringat perkataan mamanya, “Biar bapa dan mama saja yang bekerja, Patricia. Kamu sekolah saja biar bisa jadi orang berhasil.” Ternyata perkataan mamanya itulah yang membuat Patricia tidak melakukan hal yang sama seperti kawan-kawannya yang lain. 

Namun entah apa yang terlintas di pikiran Patricia sore itu. Dia pun langsung bergegas menyusul kawan-kawannya yang sudah lebih dulu ke Pelabuhan. Sebuah suasana baru untuk patricia. Bocah perempuan berusia 10 tahun itu masuk ke dalam kapal yang masih dipadati orang hanya untuk satu maksud yaitu mendapatkan sebanyak mungkin botol-botol bekas. Hal yang dibuat oleh anak-anak ini termasuk juga patricia, bukanlah perkara yang mudah. Hal ini tidaklah mudah bagi anak-anak itu dan Patricia. Patricia dan teman-temannya harus menerima cemoohan dari orang banyak yang ada di kapal saat itu, belum lagi adanya persaingan dengan orang dewasa lain yang juga berburu botol-botol bekas saat itu. Sungguh situasi yang memilukan hati. Harapan orang tua untuk anaknya tak terwujud akibat kenyataan hidup yang jauh lebih keras dari apa yang mereka bayangkan. 

Tiga hari kemudian, seperti biasanya Patricia mengikuti kegiatan learning and feeding di Rumah belajar Tangan Pengharapan. Di sela-sela kegiatan, ada beberapa anak yang berceritera satu sama lain mengenai hasil buruan botol bekas mereka. Kami pengajar hanya mendengar saja apa yang mereka perbincangkan. Kemudian saya mencoba bertanya kepada beberapa anak itu, “Siapa saja yang biasa mencari botol di kapal ?”. 

Serentak beberapa anak mengacungkan tangan mereka. Namun tidak dengan Patricia. Dia sama sekali tidak mengangkat tangan. Ya, jelas..... mungkin saja Patricia memang tidak melakukan hal itu. Tapi dengan spontan beberapa anak berteriak, “Patricia juga, pak guru!!”. Dengan wajah yang sedikit tetunduk dan malu, bocah ini berkata, “ Iya pak guru, saya juga ikut mencari botol di kapal waktu itu”. 

Saya langsung mendekati anak ini, merangkulnya dan bertanya, “Kenapa Patricia malu? Pak guru tidak marah, kok”. Saya menegaskan hal ini agar anak ini tidak merasa tertuduh. Namun saya tidak pernah menyangka akan keluar sebuah jawaban dari mulut polosnya, “Patricia cari botol supaya bisa beli obat untuk tangan kakak yang penuh dengan bisul-bisul, pak guru”. Saya terkesima. Sebuah jawaban yang benar-benar juga memberikan pelajaran berarti bagi saya tentang arti sebuah pengorbanan. Demi sang kakak, Patricia rela melakukan sesuatu yang mungkin dianggap hina oleh sebagian besar orang namun mulia di mata sang kakak. 

www.tanganpengharapan.org

Link Youtube Asa Untuk Anak anak Agats, Asmat Papua :