Kamis, 03 April 2014

Driver of a bottled water truck abused pregnant woman with 3 kids



Sopir Air minum Isi Ulang Siksa Wanita Mengandung Dan 3 Balita
http://www.tanganpengharapan.org/donation/ http://www.tanganpengharapan.org/donation/ http://www.tanganpengharapan.org/donation/ http://www.tanganpengharapan.org/donation/ http://www.tanganpengharapan.org/donation/ http://www.tanganpengharapan.org/donation/ http://www.tanganpengharapan.org/donation/ http://www.tanganpengharapan.org/donation/



in/Kemiskinan di Indonesia menjadi faktor utama meningkatnya penyandang masalah kesejahteraan sosial. Angka anak yang ditelantarkan tiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang mengejutkan. Kita  bahkan sering mendengar atau membaca berita tentang semakin meningkatnya jumlah balita yang ditelantarkan oleh orang tuanya dan makin maraknya KDRT.

Sakit hati dan kecewa, itulah yang dirasakan Elisabeth, 33, saat ditinggalkan oleh suaminya, Mahmudin, tanpa alasan yang jelas. Mahmudin tidak hanya meninggalkan Elisabeth, tapi juga dua orang anaknya. Tahun-tahun berlalu dan Elisabeth tinggal bersama tanpa ikatan nikah dengan Agus Ndapadada asal Sumba hingga melahirkan anak yang ketiga.

Sebelum tinggal bersama dengan Agus, Elisabeth yang hanya sempat mengenyam pendidikan sampai SMP ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah keluarga demi menghidupi dua orang anaknya. Kemudian datanglah Agus ke dalam kehidupannya. Niat awal Agus adalah ingin melindungi anak-anak dari mantan suaminya dan dirinya. Dan seiring berjalannya waktu, Elisabeth pun mengandung dan melahirkan seorang anak lelaki yang kini berumur sembilan bulan. Anak ini pun lahir di luar ikatan perkawinan.

Kenyataan sering tidak sesuai dengan harapan. Keadaan yang diharapkan dapat membaik dengan hadirnya Agus dalam keluarga itu justru berbalik. Agus  yang bekerja sebagai sopir  truk air  isi ulang ternyata seorang pemabuk. Ia suka mencaci maki dengan kata-kata yang tidak pantas diucapkan. Tiap hari Agus mengancam dengan parang bahkan sempat mencekik leher Elisabeth dengan keras. Bukan itu saja, setiap hari Elisabeth harus melayani nafsunya sekalipun perbuatan itu dilakukan di depan anaknya. Jika Elisabeth meminta uang kepada Agus untuk membeli keperluan anak atau kebutuhan belanja, maka Elisabeth harus melayani nafsunya terlebih dulu. Bahkan Agus mengancam jika Elisabeth punya hubungan dengan orang lain, maka dia akan dimutilasi dan darahnya diminum. Ancaman itu sering Elisabeth terima dari kekasihnya meski saat ini ia tengah mengandung enam bulan.

Melihat hal itu, Tangan Pengharapan kemudian membawa ibu yang sedang mengandung bersama tiga anaknya ke Children Rescue Home Tangan Pengharapan di Bali untuk diselamatkan. Agus pergi entah ke mana. Di tempat ini Elisabeth selain mendapatkan perlindungan, ia juga selalu membantu mengawasi anak-anak serta melakukan tugas-tugas harian.

Di Children Rescue Home Tangan Pengharapan di Bali anak-anak yang menderita akibat ditelantarkan dan yang mendapat pengalaman traumatis mendapatkan bantuan yang mereka perlukan dan dapat menemukan kesembuhan dan pengharapan di lingkungan yang aman dan penuh kepedulian.EkoJohny



en/Poverty in Indonesia is the main factor of the increase of people with community and social problems. The numbers of children being neglected each year are staggering. We can hear or read more frequently the news about the increasing number of toddlers abandoned by their parents.

Disillusioned was how Elisabeth felt when her Husband, Mahmudin, left her for unknown reason. He didn’t only leave Elisabeth, but also his two kids. Years went by and Elisabeth lives with Agus Ndapadada, a Sumbanese,  out of wedlock till she gave birth to her 3rd baby.


Prior to living with Agus, Elisabeth a junior high school graduate, worked as a housemaid for a family for the sake of her 2 kids. Then Agus came into her life. His initial intention was to protect her and her 2 kids. And as time went by, she got pregnant and gave birth to a 6 month baby boy. The boy was born out of wedlock, too.



Expectation often goes beyond hope. The situation that could’ve been better with the presence of Agus in her family turned upside down. Agus who worked as a bottled water truck driver was a drunkard. He often uttered vulgar words. He often used machete to threaten her and he even strangled her neck.  Not only that, she had to fulfill his lust even in front of their kids. If she asked some money to buy their needs, she had to fulfill his lust first. And if she had an affair with other man, he’d mutilate her and drink her blood. Her boyfriend often threaten her even if she was in her 6 months pregnancy.

Knowing this, Tangan Pengharapan then brought the pregnant woman along with her kids to Tangan Pengharapan Children Rescue Home in Bali. And Agus is gone. Here, besides being protected, Elisabeth helps us take care of the children and do daily chores.

At Tangan Pengharapan Children Rescue Home in Bali children suffering from neglect, emotional crises and other traumatic experiences get the help they need while finding healing and hope in a safe and caring environment.EkoJohny