Selasa, 22 Juli 2014

Tangan Pengharapan’s Kindergarten Graduation in Kampet

http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/


in/Entah kapan ritual prosesi wisuda ala mahasiswa sarjana ini mulai diberlakukan di sekolah-sekolah TK. Lucu memang melihat anak-anak kecil itu mengenakan jubah hitam kebesaran lengkap dengan toga dan kuncir umbul-umbul menjuntai. Tidak ketinggalan, para orang tua pun ikut sibuk mendandani anak-anak mereka. Suasana dan wajah-wajah ceria dari para hadirin termasuk para orang tua dan ekspresi tegang dari anak-anak yang akan diwisuda berbaur menjadi satu.

Pagi itu cuaca tampak cerah, secerah rona  wajah semua yang hadir baik anak-anak maupun  orang tua. Jelas sekali pancaran kebahagiaan dan rasa bangga dari para orang tua atas proses yang telah dilalui anak-anak mereka. Tanpa terasa seiring berjalannya waktu, TK Tangan Pengharapan Kampet mengakhiri tahun ajaran 2013/2014 dengan acara seremonial yaitu wisuda dan sekaligus pelepasan siswa/i  TK Tangan Pengharapan angkatan ke-2.

Di tahun kedua ini kembali TK Tangan Pengharapan di desa Kampet, Kalimantan Barat mengadakan wisuda bagi para peserta didiknya. suasana tampak meriah. Sambil duduk, mereka menantikan saat-saat yang menggembirakan, saat anak-anak mereka dinyatakan telah berhasil menyelesaikan pendidikannya di TK Tangan Pengharapan dan siap-siap untuk memasuki jenjang pendidikan tingkat Sekolah Dasar.

Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Tepat pukul 09.00 WIB acara dimulai setelah sebelumnya dikumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh semua yang hadir. Serangkaian acara yang telah disusun dapat berjalan dengan baik dan lancar sampai selesai. Pemindahan pita di toga, pengumuman lulusan terbaik dan foto bersama adalah saat yang paling dinanti-nantikan baik oleh para orang tua, guru maupun peserta didik. 
 
“Kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan, Yayasan Tangan Pengharapan dan kepada Bapak/Ibu guru yang telah mendidik anak-anak kami selama belajar di TK. Kami merasa bangga. Semua anak kami bisa diwisuda dan siap melanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Dasar,” demikian isi sambutan yang disampaikan oleh perwakilan dari para orang tua murid. Ini merupakan sebuah gambaran bahwa walaupun dengan segala keterbatasan, apa yang kita kerjakan dapat memberikan manfaat yang luar biasa bagi anak-anak di Desa Kampet dan sekitarnya.

Berbekal ilmu yang diperoleh selama mengikuti pendidikan di TK Tangan Pengharapan, kini dengan penuh percaya diri ke-12 anak yang diwisuda siap untuk bersaing dan belajar di Sekolah Dasar. Tentu saja kita berharap kelak anak-anak ini bisa menjadi calon-calon pemimpin dan abdi negara yang bisa membawa Indonesia lepas dari permasalahan yang sudah sangat kompleks.

“Selamat untuk anak-anak TK Tangan Pengharapan Kampet yang sudah diwisuda. Harapan kami semoga mendapatkan kalian sekolah lanjutan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing. Tetaplah berprestasi dan berkreasi agar bakat dan kemampuan kita tak berhenti sampai di sini,” demikian bunyi kata penutup yang disampaikan dari pihak sekolah.Pinehas

en/No one knows for sure when the graduation ceremony for kindergarten students begins. It is funny, indeed, to see those little children wearing complete graduation attires with graduation caps and tassels. And parents are busy dressing their children. Parents’ happy faces and the children’s taut expression mingled. 

It was a bright sunny morning, just as bright as the face of both parents and children coming to Tangan Pengharapan kindergarten. It seemed parents were very happy and proud of their children since they managed to go through the process of education. Unnoticed, as the time passed by, Tangan Pengharapan’s kindergarten in Kampet reached the end of the academic year of 2013/2014 and held its 2nd graduation ceremony.

In its 2nd academic year Tangan Pengharapan’s Kindergarten in Kampet village hold a graduation ceremony for its students.  The festive mood was in the air. Sitting, all parents were waiting for the exciting moment when their children were pronounced to succeed in their education at Tangan Pengharapan kindergarten and ready to proceed to elementary level.

The awaited moment finally came. At 09 AM sharp the ceremony begun after singing the national anthem, Indonesia Raya. Events that were arranged went on well. Placement of education cap’s tassels, the announcement of the best graduates and the taking of picture together, were the most waited events by parents, teachers and students as well. 
 
“We need to thank God, Tangan Pengharapan and all the teachers for having educated our children. We are really proud of them. All children are inducted and made ready to elementary education level,” a represtative of students’ parents said in his welcome speech. This thing explaines us that despite of our limitations, we can do things that are useful to children in Kampet village and its surrounding.

With then knowledge gained during their academic year in Tangan Pengharapan kindergarten, now confidently the 12 inducted students are ready to compete and study in elementary schools. We certainly hope  these children someday can be the leaders in government to set Indonesia free from its very complicated problems.

“Congratulations to inducted students of Tangan Pengharapan kindergarten in Kampet. We hope all of you can continue your education to the school of your choice and need. Stay creative so that your talents and abilities will not stop,” so is the closing speech by a staff of the school.Pinehas


Kamis, 10 Juli 2014

After 69 Of Being Independent, Halmahera Can Call

http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/


in/Ngoi to Hanangoau ai dadiou totelepono aingoaoo o Manado - Saya senang bisa menelpon ke anak saya di Manado – demikian ungkapan bahagia seorang penduduk lokal.

Pernahkah saat anda sekedar ingin menelpon keluarga, tetapi terhambat karena di area saat anda berada ketika itu tidak terjangkau signal? Apa anda bisa membayangkan hal itu terjadi dengan diri anda?

Atau juga ketika anda harus berbicara dengan kekasih anda namun lagi-lagi anda tidak bisa melakukannya karena terhambat oleh signal yang minim? Apa yang anda pikirkan ketika anda mengalami hal tersebut?

Pendapat anda pasti kebanyakan akan sama dengan saya, ketika hal-hal diatas  terjadi dengan diri anda.  Ada beberapa dari diri anda akan merasakan kegelisahan dan ketidak nyamanan, atau beberapa dari anda akan menyimpulkan hal tersebut sungguh mengesalkan. Ketika hal itu terjadi, tidak menutup kemungkinan akan menghadirkan pikiran-pikiran negatif. Bahkan parahnya komunikasi yang buruk dengan lawan komunikasi anda mungkin akan timbul.

Di era modern saat ini khususnya bagi anda yang tinggal di daerah perkotaan adalah sebuah hal yang lumrah apabila seorang memiliki ponsel. Komunikasi melalui ponsel atau alat komunikasi lainnya yang mengandalkan signal bukan lagi menjadi yang aneh. Ini bahkan bisa jadi kebutuhan pokok.

Hal ini tidak berbeda dengan yang dialami masyarakat Halmahera di pedalaman Kao Barat yang saat ini Yayasan Tangan Pengharapan layani. Adalah sebuah hal yang luar biasa bagi mereka untuk bisa sekedar bisa mengirim sms atau menelpon sanak saudara mereka yang berada di luar daerah atau di luar pulau.  Itu dikarenakan di daerah Kao Barat Pedalaman tidak ada signal pemancar komunikasi yang aktif. Untuk menelpon atau sekedar mengirim sms mereka harus mendaki gunung dan melewati sungai terlebih dahulu untuk mendapatkan signal.

Seringkali hal yang miris terjadi di saat ada peristiwa yang mendesak atau orang yang membutuhkan penanganan cepat gagal mendapatkannya karena masalah komunikasi. Contohnya ketika ada orang yang mengalami kecelakaan atau orang yang mengalami sakit parah yang membutuhkan penanganan cepat. Nyawa mereka bisa tidak tertolong hanya karena tidak adanya komunikasi.

Memahami betapa pentingnya signal untuk komunikasi di pedalaman Kao Barat Halmahera, akhirnya pihak Yayasan Tangan Pengharapan Halmahera beserta dengan staff pemerintah desa Soamaetek dan PLN Tobelo – Halmahera utara sepakat untuk pengadaan signal di Kao Barat. 

Kebetulan di salah satu desa Kao Barat tepatnya di desa Soamaetek ada sebuah tower mini pemancar signal bertenaga surya yang non aktif karena rusak. Yayasan Tangan Pengharapan Halmahera mensponsori pemasangan alat-alat baru untuk tower tersebut supaya bisa kembali aktif. Tower tersebut diperbaiki dan diaktifkan kembali dengan cara menyambungkan tenaga listrik PLN ke sumber energi tower sehingga tower bisa mengaktifkan signal pada alat komunikasi. Kekuatan tower ini cukup besar, terbukti bisa membantu sampai 5 desa di sekeliling tower. 

Saat ini, masyarakat sangat terbantu dengan aktifnya tower tersebut karena banyak di antara mereka yang memiliki sanak saudara yang jauh di luar daerah dan di luar pulau. Ada yang merantau mencari pekerjaan, ada yang kuliah baik di Tobelo, Ternate, Manado atau kota-kota lainnya di Indonesia.Theofilus



en/Ngoi to Hanangoau ai dadiou totelepono aingoaoo o Manado – I’m glad because I can call my son in Manado – a local villager said in a happy tone.

Does it ever happen to you when you want to call your family but you can’t because there is no signal in your place? Can you imagine such thing happen to you?

Or when you need to say some words to your beloved ones but you can’t because of the low signal? What do you think when such thing happens to you?

Your opinion likely will be the same with mine when things above happen to you. Some of you will feel anxiety and discomfort, or some of you will come to the conclusion that it is really frustrating. If it happens, there is a possibility negative thoughts will come. Even worse thing such as poor communication with the one you’re conversing may occur. 

In this modern era, especially for those of you living in towns or cities, it is a common thing to have a cell phone. Communication via mobile phones or other communication devices that rely on signals is no longer strange. Signal can be a basic need in communication. 

The people in west Kao, north Halmahera whom Yayasan Tangan Pengharapan serves, have the same experience. It is a wonderful thing for them to be able to just be able to send text messages or call their relatives outside the area or island. That is because in the inland of west Kao there is no active communication signal transmitter. To call or send a text messages they have to climb the mountain and cross the river to get a signal. 

Often sad thing happens when there is an urgent events or people who need rapid treatment can’t get it due to communication problems. For example, when someone is injured or has severe pain that requires fast handling they just can’t get the rescue. Their lives cannot be saved just because of lack of communication. 

Realizing how important signal for communication in the interior of west Halmahera Kao is, finally Yayasan Tangan Pengharapan in Halmahera along with government staff and PLN officers in Tobelo and Soamaetek regional government agree to supply signals in west Kao.

Fortunately in one of the villages in west Kao, namely Soamaetek village, there is a damaged inactive mini signal solar-powered transmitter tower. Yayasan Tangan Pengharapan di Halmera funds the installation of new equipment to reactivate the signal transmitter. The tower is repaired and reactivated by connecting the electricity from PLN tower so that the tower can activate signals in communication tool. The power of this signal transmitter is quite strong, and it reaches up to 5 villages around the tower.

Now the local societies can take the advantage of the transmitter tower because many of them have relatives outside the west Kao and Halmahera. Some of them migrate to find a job, and some others go to college in Tobelo, Ternate, Manado or other cities in Indonesia.Theofilus

Video Children Rescue Home Bali: