Selasa, 03 Juni 2014

Sumba: Poverty behind the Charm of Beauty

http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/


in/Di balik hamparan bukit-bukit dan padang rumput hijau dan jalan yang meliuk membelah lembah dan lereng serta tarian ilalang yang bergelora seperti ombak di sepanjang jalan,  kita tak pernah tahu ada desa-desa miskin tersebar di antara gugusan padang ilalang ini. Mereka seolah mucul tiba-tiba di antara ilalang, kuda liar, dan sapi-sapi tanpa gembala.

Sumba barat, merupakan wilayah yang terkenal akan aksi kekerasannya. Praktek poligami juga mendominasi daerah ini, sehingga anak-anak tidak mendapatkan perhatian penuh  dari orangtua, baik kesehatan maupun pendidikan. Dalam mendidik anak, para orang tua sering menempuh jalan kekerasan karena menurut mereka hanya inilah cara mendidik agar anak patuh pada orang tua. Namun tanpa disadari,  luka tertanam dalam diri anak-anak itu dan mereka kelak akan melakukan hal yang sama pada anak-anak mereka.

Kemiskinan turut berperan dalam menyebabkan gizi buruk di wilayah ini. Salah satu faktor yang menyebabkan kemiskinan di wilayah ini adalah adat istiadat. Di semua ritual untuk upacara adat, selalu diadakan pesta, bahkan di saat ada kematian pun. Puluhan bahkan sampai ratusan ekor ternak dikorbankan. Selain itu minimnya pengetahuan para orang tua akan pentingnya gizi menyebabkan banyak anak menderita kurang gizi. Rambut berwarna kemerahan serta perut buncit dengan tubuh kurus menjadi pemandangan yang lazim di tempat ini.

Akibat kemiskinan, secara turun temurun, anak-anak diwajibkan membantu orang tua mereka di kebun karena untuk itulah mereka dilahirkan. Di sini terjadi hubungan timbal balik. Kemiskinan berpotensi besar sebagai penyebab kurangnya gizi. Oleh sebab itu, entah disadari atau tidak,  tingkat kesehatan anak-anak menjadi rendah. Hal ini akan mempengaruhi secara langsung rendahnya potensi sumber daya manusia. Di sini, apa bila masalah gizi anak dianggap sepele, taruhannya adalah masa depan anak sebagai generasi penerus  yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Anak-anak pun hilang harapan untuk mencapai taraf hidup dan masa depan yang lebih baik.



en/Behind the green hills and prairie, winding paths cutting through valleys and mountain slopes and tall grass waving like waves in the ocean, we never about the existence of poor villages scattered among the tall grass. They seem to appear suddenly among tall grass, wild horses and cows without cowherd.

West Sumba is notorious for its crime. Polygamy practices are dominant in that area, so that they can’t pay full attention to their children, neither to health nor to education. In teaching their children, parents often hit them because in their opinion hitting them is the only way to make their children obedient. Beyond their awareness, the would they cause in those children’s hearts will result in their behaving the same way to their children in the future.

Poverty plays its role in causing malnutrition here. One of the main factors causing poverty in this island is its custom and tradition. In all traditional rituals people always have parties, even in ritual of death. Tens and even hundreds livestocks are sacrificed. Besides, parents’ lack of knowledge of the importance of nutrition makes their children suffer from bad nourishment. Reddish hair, distended stomachs and thin bodies can easily be found here.

Because of poverty, hereditarily, children are obliged to help their parents in their plantation. For they were born to do that. And from here interrelation is created. Poverty potentially causes malnutrition. Knowingly or unknowingly, children become less healthy. And it has a direct impact on unqualified human resources. Here if nutrition is considered as trivial issue, the future of these children is at risk, making them children of below average intelligence. Their hope to get a better living standard and future will be lost.