Kamis, 02 Oktober 2014

Lihat Kebunku

http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/


Siang itu Tangan Pengharapan memutuskan untuk kembali mengunjungi Lukas Liunesi yang menderita kelainan ginjal di rumahnya. Sengaja Tangan Pengharapan tidak memberitahukan lebih dahulu tentang rencana kedatangan ini karena ingin memberikan sedikit kejutan kepada keluarga Liunesi.

“Bapa!” teriak Lukas Liunesi saat melihat Tangan Pengharapan menuruni jalan menuju kebun tempat keluarga Liunesi bekerja.

Sesaat aktivitas berkebun terhenti karena kedatangan Tangan Pengharapan yang tiba-tiba. Namun keceriaanpun bertambah saat Tangan Pengharapan muncul untuk memberi keluarga Liunesi sedikit kejutan dengan kedatangan yang tiba-tiba.

Gelak tawa mewarnai siang itu saat Tangan Pengharapan bercengkrama dengan Lukas di kebun keluarga. Tampak Lukas terus membantu kedua orang tuanya. Tanpa lelah, ia menyirami tanaman di bedeng sayur milik keluarganya dan memanen sayuran yang sudah siap panen. Padahal dulu, untuk berjalan sedikit agak jauh saja Lukas tidak mampu.

Lukas sebelum mendapatkan bantuan pengobatan dari seorang partner Tangan Pengharapan, dinyatakan oleh dokter bahwa ia mengalami kelainan ginjal. Ia hanya bisa mengkonsumsi air dan nasi putih. Jika itu dilanggarnya, maka jari-jarinya akan membengkak dan perutnya membuncit. Wajahnya akan menjadi pucat. Padahal anak sebaya Lukas tentu membutuhkan asupan gizi yang cukup. Namun ironisnya, ia justru tidak boleh menyentuh makanan atau minuman tersebut.

Pernah Lukas dibawa oleh orang tuanya ke RSUD So’E untuk menjalani pengobatan. Tapi karena kekurangan biaya, maka merekapun membawa Lukas pulang dan Lukas berobat jalan. Obatpun kadang dibeli kadang tidak. Apabila ada uang, maka ayahnya akan membelikn obat untuknya, tapi jika tidak, maka Lukaspun tidak dapat berbuat apa-apa.

Kejadian ini berlangsung beberapa lama sampai akhirnya seorang partner Tangan Pengharapan yang karena keprihatinannya melihat kondisi yang dialami Lukas Liunesi. Lukas pun dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.

Kini beberapa bulan telah berlalu, dan kondisi kesehatan Lukas Liunesi semakin membaik. Tanda-tanda bengkak pada jari- jari tangan dan perutnya yang membuncit kini berangsur hilang. Bahkan Lukas sudah mulai bisa menyantap hidangan yang disajikan di Feeding & Learning Center Tangan Pengharapan.

Dan yang membuat panen kali ini terasa istimewa karena inilah panen pertama di mana Lukas Liunesi bisa ikut terlibat langsung. Dengan sigap Lukas mengumpulkan sayuran yang telah dipetik oleh kedua orang tuanya untuk dikonsumsi sehari-hari dan selebihnya untuk dijual di pasar guna membeli kebutuhan sehari-hari.SonyaSilubun

Link Youtube Ternak Untuk Pendidikan Anak Di NTT