Selasa, 01 Juli 2014

Menuju NTT Sehat dan Berdaya

http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/
http://www.tanganpengharapan.org/sumbangan-untuk-projek-kami/


in/Berbagai upaya dilakukan Tangan Pengharapan untuk membawa masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di NTT agar keluar dari kemiskinan, di antaranya melalui program pemberdayaan masyarakat. Di samping itu, Tangan Pengharapan juga melakukan program pengobatan gratis dan penyuluhan mengenai kesehatan agar masyarakat dapat hidup sehat.


Di minggu terakhir bulan Mei 2014 silam, Tangan Pengharapan kembali mengadakan event pengobatan gratis bagi masyarakat di Timor Tengah Selatan, NTT. Dalam event kali ini, selain dilakukan pengobatan gratis untuk para penduduk setempat, juga dilakukan pembagian beras sebanyak 4 ton sebagai incentive bagi para penduduk yang selama ini menanam bibit sayuran yang diberikan oleh Tangan Pengharapan.

Pengobatan gratis kali ini dilangsungkan selama dua hari berturut-turut mulai dari tanggal 25 sampai 26 Mei 2014, yang diawali dengan pengobatan bagi penduduk desa Nasi yang dimulai pukul 11.00 waktu setempat dan kemudian dilanjutkan ke desa Tliu yang dimulai pada pukul 15.00 sampai 19.00 waktu setempat. Dalam pengobatan gratis hari pertama ini sebanyak 300 pasien mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan dan obat-obatan bagi mereka yang sakit.

Selanjutnya pada keesokan harinya, Tangan Pengharapan kembali mengadakan pengobatan gratis. Kali ini event ini dilakukan di dua desa, yaitu desa Boti dan desa Ofu, Kolbano. Program pengobatan gratis yang dilangsungkan dari pukul 9.30 hingga pukul 13.00 waktu setempat di desa Boti dan dilanjutkan pukul 14.30 hingga pukul 19.00 di desa Ofu, Kolbano, sebanyak 500 pasien mendapatkan layanan pengobatan ini. Adapun jumlah keseluruhan pasien yang mendapatkan layanan pengobatan yang dilangsungkan selama dua hari ini berjumlah 700 pasien.

Program pengobatan gratis ini dibantu oleh satu orang dokter lokal dan satu orang dokter dari Perth, Australia. Pengobatan ini merupakan pengobatan kedua bagi dokter Harliman dari Perth, Australia. Keinginannya untuk membantu program pengobatan Tangan Pengharapan bagi masyarakat di Timor ini muncul setelah kunjungannya dalam program yang sama beberapa waktu silam ke TTS, NTT. Menurut dokter Harliman hal yang memotivasi dirinya untuk kembali datang adalah karena keinginannya untuk berbagi. “Berbagi dengan rekan-rekan yang kurang beruntung akan membangkitkan kebahagiaan tersendiri. Dan itulah yang memotivasi saya,” jelasnya.

Selain melakukan pengobatan gratis, Tangan Pengharapan juga membagikan 4 ton beras gratis sebagai incentive kepada penduduk yang selama ini setia menanam bibt sayuran yang diberikan Tangan Pengharapan. Adapun bibit sayuran ini diberikan untuk menopang hidup penduduk sehingga mereka secara bertahap akhirnya dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan bahkan bisa menjual hasilnya untuk membeli keperluan sehari-hari.

Dalam kesempatan ini Tangan Pengharapan juga memberikan bibit sayur mayur untuk beberapa desa, di antaranya  desa Nasi dusun C, 124 KK; Tubleu, 120 KK, Mnela anen, 25 KK, dan desa Tliu, 170 KK.

Diharapkan dengan diberikannya bibit sayuran ini, masyarakat makin giat bercocok tanam sehingga akhirnya mereka kelak dapat berdikari dan dapat keluar dari perangkap kemiskinan.Adolf Silubun


en/Tangan Pengharapan keeps doing many efforts to bring Indonesian people, especially those who live in NTT out of poverty, and one of them is empowering the local people. In  addition to that, Tangan Pengharapan holds free medical and counseling programs on health in order to make them live a healthier life.



In the last week of May 2014, Tangan Pengharapan held another free medical program for the people living in Timor Tengah Selatan, NTT. In this event, besides a free medical program for local villagers, Tangan Pengharapan distributed 4 tons of free rice as an incentive to the local people who planted the seeds of vegetables given by Tangan Pengharapan.


This time the free medical program was held two days in a row, commencing from May 25 to 26, 2014.  In the first day, the free medical program was held for Nasi villagers. The event started at 11 AM – 02 PM local time and then was moved to Tliu village at 03 PM to 07 PM local time. In the first day of free medical program, 300 patients underwent medical check up and those who were sick got some medicine.


In the following day, Tangan Pengharapan held another free medical program in two villages, namely, Boti and Ofu, Kolbano. In Boti village, this free medical program started at 9.30 AM and finished at 1 PM and then was continued in Ofu village, Kolbano. Here the program started at 2.30 PM and finished at 7 PM. as many as 500 patients took part in this program. During the 2 day free medical program, totally 700 patients got medical service.


Two doctors took part in this free medical program held by Tangan Pengharapan. They were Dr. Silvana Benny from SoE Hospital, NTT and Dr. Harliman from Perth, Australia. His desire to take part in Tangan Pengharapan’s free medical program for the people in NTT begun after his participation in the same program held some time ago in TTS, NTT.


According to Dr. Harliman the thing that motivated him to come again was his wish to share. “Being able to share with our impoverished friends will bring some happiness, and that is what motivates me,” explained.


In addition to free medical program, Tangan Pengharapan also distributed 4 tons of free rice as an incentive to local people who plant vegetable seeds given by Tangan Pengharapan. The vegetable seeds were given to sustain their life so that gradually they could meet their own needs and sell the crops to buy their daily needs.


In this occasion, Tangan Pengharapan also distributes vegetable seeds to some villages, among them were hamlet C of Nasi village, 124 families; Tubleu village, 120 families; Mnela Anen village, 25 families; and Tliu villages, 170 families.

Receiving the vegetable seeds, local people are expected to more industriously do planting so that they will become independent and will be able to get out of the trap caused by poverty.Adolf Silubun


Video Children Rescue Home Bali: