In/Masyarakat
selama ini menghadapi banyak kendala untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,
mulai dari masalah transportasi, biaya pengobatan hingga ketersediaan tenaga dan alat medis. Masyarakat seringkali tidak
mendapatkan pelayanan kesehatan karena belum semua warga miskin mendapat
jaminan kesehatan (Jamkes).
Pelayanan kesehatan merupakan salah
satu kebutuhan pokok manusia yang belum dapat menjangkau seluruh warga,
terutama masyarakat di pedalaman yang memiliki banyak keterbatasan
infrastruktur seperti jalan, listrik dan keberadaan sentra layanan kesehatan..
Pengobatan gratis kepada masyarakat ini sangat penting untuk digelar terus
menerus karena belum semua masyarakat, terutama yang hidup di pelosok-pelosok,
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pada tanggal 25 Mei 2015 Tangan
Pengharapan telah mengadakan pelayanan kesehatan gratis di dua desa yang
terletak di Amanatun Utara tersebut dengan jarak tempuh menggunakan kendaraan 8
jam dari Kupang.
Setelah menempuh perjalanan yang
sulit dan cukup panjang, tenaga medis yang terdiri dari Dr. Harliman yang
didampingi paramedis ditambah tujuh orang staff Yayasan Tangan Pengharapan
melakukan perjalanan selama dua jam menuju Desa Fotilo dengan medan yang cukup
berat hingga memaksa tim turun dari kendaraan mobil dan menggunakan motor
sambil sesekali berjalan kaki karena sulitnya medan.
Pelayanan di Desa Fotilo menjangkau
100 orang pasien dari 70 Kepala Keluarga yang ada. Dalam pelayanan di desa
tersebut, didapati 6 orang pasien yang dicalonkan sebagai penerima bantuan
operasi katarak gratis.
Di hari yang sama, tim medis
kemudian melanjutkan pelayanan ke Desa Tumu yang berjarak satu kilometer dari
Desa Fotilo. Meskipun medan yang dihadapi tidak kalah sulit, namun tidak
menyurutkan tim medis untuk terus mencapai Desa Tumu guna melayani masyarakat
di desa tersebut.
Setibanya di Desa Tumu, pelayanan
kesehatan diberkan dengan cepat kepada dua ratus anak dan dilanjutkan dengan
tiga ratus kaum dewasa.
Di kedua desa yang dilayani,
kebanyakan didapati penyakit yang berhubungan dengan kebersihan, kurangnya
nutrisi serta kurangnya kesadaran untuk mencegah penularan penyakit yang timbul
akibat kebiasaan hidup yang salah.
Selain mendapatkan pengobatan,
masyarakat juga diajar untuk hidup lebih baik lewat berbagai cara. Dalam
kesempatan itu juga dibagikan sikat gigi kepada anak-anak untuk mendorong
kebiasaan menyikat gigi pada anak-anak.
Pengobatan dapat berjalan baik.
Namun di Desa Tumu masyarakat meminta agar layanan ini dilakukan lebih sering
lagi hingga dapat membantu mereka hidup lebih baik dan lebih sehat.
En/People,
so far, have many obstacles in getting medical service, starting from
transportation problems, medical fee until the availability of medical
personnel and equipment. Often people don’t get medical service because not all
poor people get health insurance for the masses (Jamkesmas).
Access to a medical service is the
basic need of mankind that still cannot reach all people, especially those in
remote areas who have limited infrastructure such as road, electricity and
health service centers. This free medical service is very important to be held continually
because not all people, especially those living in remote areas get access to
medical service.
On May 25th, 2015 Tangan
Pengharapan held a free medical service in two villages located in north
Amanatun that took 8 hours by car from Kupang.
After taking long enough and
difficult trip, the medical workers consisting of Dr. Harliman who was
accompanied by seven Yayasan Tangan Pengharapan’s staffs made a 2 hour trip to
Fotilo village on difficult terrain that the team had to get down the car and
take a motorbike and walk on foot once in a while.
The service held in Fotilo
village reached 100 patients from 70 families. During the service in the
village 6 people were found and nominated as recipients of free cataract
surgery program.
In the same day, our medical
teman, then, continued the service to Tumu village with the distance of one
kilometer from Fotilo village. Though the terrain that we passed through is not
less difficult, but it didn’t impede the team to reach Tumu village in order to
serve the local villagers.
Arriving at Tumu village, the
medical service was swiftly given to two hundred children and continued with
three hundred adults.
In the villages that were served,
most diseases that were found related to cleanliness, lack of nutrition and
unawareness to impede the transmission of diseases caused by the wrong habits.
Besides getting medical
treatment, the people were also taught
to live better in many ways. On that occasion the children were given
toothbrushes to get them accustomed to brushing their teeth.
The free medical service went
well. But in Tumu village. the local people asked that the program to be held
more often to make them live much better.