in/Katarak telah menjadi momok yang menakutkan bagi banyak orang yang mengalaminya. Meski sekarang telah ditemukan banyak cara untuk mengobati katarak, namun banyak yang masih dilanda rasa takut akan kemungkinan adanya resiko yang dapat ditimbulkannya meskipun sebenarnya hal itu nyaris tidak terjadi. Hal ini tidaklah mengherankan karena mata sendiri adalah organ yang sangat rentan dan vital bagi manusia. Di samping itu ketiadaan dana membuat mereka mengurungkan niat untuk melakukan operasi, dan ini merupakan faktor utama yang menjadi penghalang bagi banyak orang di era modern ini, terutama mereka yang berpenghasilan di bawah rata-rata untuk melakukan operasi katarak.
Ibu Natboki Taebenu, 45, kini dengan penuh semangat kembali mengerjakan apa yang menjadi kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Operasi katarak gratis yang telah dijalaninya telah memulihkan penglihatannya seperti semula.
Hal ini tidak diduganya sama sekali, mengingat kehidupannya yang berkekurangan serta penghasilan suaminya yang tidak menentu sebagai seorang tani, belum lagi ditambah keperluan anak-anaknya yang berjumlah tiga orang.
Awalnya ia tidak menghiraukan penglihatannya yang memudar. Ia menganggap hal ini biasa-biasa saja, tetapi seiring berjalannya waktu, penglihatannya itu makin menyusahkannya terutama di siang hari, saat sinar matahari terlalu menyilaukan baginya sehingga ia sering harus masuk dan menghentikan aktifitasnya di luar rumah. Namun, di dalam rumahnya yang sangat sederhana itupun, di mana tidak ada penerangan yang cukup, dirinya juga tidak mampu melihat dengan baik.
Sudah tiga tahun ia mengalami situasi seperti ini, dan akhirnya kini ia hanya bisa pasrah dengan keadaannya. Ia tidak lagi bisa mengerjakan pekerjaan yang biasa dilakukannya. Anak-anaknya pun sering ‘harus’ memahami keadaan yang dialami ibu mereka saat mereka membutuhkannya untuk melakukan sesuatu seperti menyalakan api untuk memasak jagung, mengambil air, dan sebagainya.
“Su tiga tahun beta dapat katarak ini. Semua seperti bayang-bayang, tidak jelas. Apalagi kalau matahari bersinar terang, beta tidak dapat melihat,” kisahnya saat ditemui tim dari Tangan Pengharapan.
Tinggal di pedalaman di mana fasilitas medis tidak memadai memang merupakan hal yang sulit. Di samping itu, rendahnya pendapatan penduduk membuat mereka seperti kehilangan harapan untuk sembuh. Tidak heran, di samping gizi buruk, banyak penduduk yang menderita katarak namun harus melupakan niat mereka untuk berobat. Sekalipun jika mereka memiliki uang, tentu mereka akan menggunakannya untuk hal-hal lain yang dirasa lebih mendesak.
Melihat kebutuhan itu, Yayasan Tangan Pengharapan datang dan memberikan bantuan bagi para penderita katarak untuk menjalani pemeriksaan hingga operasi katarak secara cuma-cuma. Upaya ini dilakukan untuk menolong masyarakat yang tidak mampu serta mengembalikan harapan dan semangat mereka yang sempat hilang akibat gangguan penglihatan. Diharapkan dengan operasi katarak gratis ini, mereka dapat kembali menjalani hidup dengan penuh semangat dan tentunya harapan baru.
en/Cataract has become a horrifying specter to those who once suffered from it. Although today many ways to cure cataract are found, many people are still afraid of the risk they might face although it actually never happens. It is not astonishing because eye is man’s susceptible vital organ. Besides that, lack of fund causes them refuse cataract surgery, and it becomes the main hindrance for many people in this modern era, especially for those with meager income.
Mrs. Natboki Taebenu, 45, do her duties as a housewife eagerly. The free cataract surgery she underwent has returned her sight.
She never expected such thing to happen, knowing that her life and his husband income as a farmer are insufficient, and in addition to that, she has to meet the needs of her 3 children.
Initially, she did not care about her blurry vision. She thought that was quite normal for a woman of her age. But as the time passed by, her blurred vision gave her more troubles, especially in the day time, when the sunlight was too bright for her to stay outside her home. She had to stop doing chores. But, inside her poor home where there was not enough light, she couldn’t see well either.
She has had this kind of situation for 3 years, and eventually she succumbed to her fate and condition. She no longer could do the chores she used to do. Even her children ‘had to’ understand her mother’s physical condition when they needed her to do something for them like lighting the fire to cook boiled corn, collect some water, and so on.
“I have had this cataract for 3 years. Everything seems like shadows, very unclear. When the sun shines so bright, I can’t see clearly,” she said when Tangan Pengharapan’s team met her.
Living in remote areas without any proper medical facility is hard to think. Besides, the local people’s low income makes them lost their hope of getting well. So no wonder many people with cataract have to forget their wish to get medical tyreatment. Even they have some money, they would use it for more other urgent things.
Oberving thwir needs, Yayasan Tangan Pengharaan comes and helps those with cataract to be examined for surgery at no cost. This kind of effort is done to help impoverished people get back their hope and eagerness that once were lost. After having the cataract surgery, hopefully they can live their lives eagerly with a new hope, of course.
Video Link Youtube Membantu Masa Depan Anak-anak Pedalaman Mentawai