In/Ada pepatah yang mengatakan ‘tak ada rotan, akarpun jadi’. Mungkin itulah istilah yang tepat bagi kondisi yang selama ini dijalani oleh anak-anak Tangan Pengharapan di Merauke, Papua.
Setiap minggunya anak-anak belajar tentang banyak hal, seperti bahasa Inggris, komputer dan pengembangan diri. Namun semua kegiatan itu dilakukan di teras rumah yang terbuat dari papan dan letaknya tepat berada di pinggir jalan. Debu dan panasnya matahari seringkali menjadi kendala utama bagi anak-anak ini. Hal ini terjadi karena masih minimnya tempat yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Kehadiran Tangan Pengharapan membawa secercah harapan bagi awal terjadinya sebuah perubahan bagi kemajuan anak-anak tersebut. Tuhan memberikan kesempatan bagi Tangan Pengharapan untuk dapat membangun Chirldren Rescue Home / asrama bagi anak-anak yang nantinya bukan hanya dapat digunakan untuk proses belajar tetapi juga digunakan untuk proses pembinaan mental dan karakteristik anak.
En/There is a saying 'no rattans, roots will do'. Maybe that's the right term to picture the condition endured by children Tangan Pengharapan in Merauke, Papua.
Each week the children learn about many things, such as English, computer and self-development. However all the activities are carried out in the terrace house made of boards, located right on the roadside. Dust and heat of the sun is often a major obstacle for these children. This happens because they still lack a place used for teaching and learning activities.
The presence of Tangan Pengharapan brings a glimmer of hope for the beginning of a change for the progress of these children. God provides opportunities for Tangan Pengharapan to be able to build Children Rescue Home/dormitory for children which will not only be used for learning but is also used for the process of child's mental development and characteristics.