in/Beberapa bulan yang lalu
dirasakan Tangan Pengharapan Indonesia saat membagikan sepati di FLC Oeleu di
mana seorang anak perempuan berusia 8 tahun mendapatkan sepasang sepatu namun
tidak bisa memakai kedua sepatu itu karena ia tidak memiliki kaki kanan. Rina
beraktifitas dengan cara merayap dan ini bukan pemandangan yang menyenangkan
untuk dilihat.
Berbagai pertanyaan tak terjawab
bergemuruh saat tim Tangan Pengharapan pulang. Adakah cara yang bisa ditempuh
agar Rina dapat berjalan?
Dengan bantuan beberaa mitra
seperti Kick Andy dan Bank Mandiri, maka jalan keluar didapatkan setelah
beberapa saat berlalu.
Penyerahan kaki palsu dilakukan
di desa Oeleu dalam kesederhanaan alam desa dan suasana haru serta derai air
mata bahagia dari ayah dan ibu Rina. “Saya senang ada yang perhatikan anak
saya,” ujar ibu dari Rina sambil mengusap air mata bahagia.
Kini meskipun masih tertatih,
Rina Telnoni mengalami suka cita yang begitu besar saat melangkah dengan lebih
pasti dalam menggapai kesempatan untuk hidup lebih baik.
en/It was felt it by Tangan
Pengharapan Indonesia when distributing shoes at FLC Oeleu where a young girl
aged 8 got a pair of shoes yet she couldn’t wear them since she doesn’t have
right foot. Rina does all of her activities by crawling and it’s not a pleasant
sight to behold.
Various remained unanswered
questions rumbled when Tangan Pengharapan team was going home. Could there a
way be taken for Rina to be able to walk?
With the help of some partners
such as Kick Andy and Mandiri Bank, so a way out was finally taken after a
while.
Two months passed after the mold
making of the artificial limbs delivered to Jakarta, and on November 2014, the
long anticipated package, the artificial limbs finally arrived in Kupang and
was taken straightaway by the staff of Tangan Pengharapan.
Currently, even though she is still limping,
Rina Telnoni experienced a great joy when stepping with more definite step in
achieving a better chance of living.