Senin, 20 April 2015

Feeding & Learning Center Kaliceret








In/Lengannya tak berhenti merajut seperti harapannya yang tidak terputus untuk anak semata wayangnya Virgin. Memang dari hasil merajut ibu Vina hanya mendapatkan 50- 75 ribu per minggu. Namun meskipun demikian Vina tetap mengucap syukur dengan berkat Tuhan yang didapatinya sebagai pengrajin tas. Rata-rata satu hari Vina ibu Virgin ini mampu membuat 2-3 rajutan tas perhari. Dari hasil buatannya tersebut lalu Yayasan Tangan Pengharapan Kaliceret menyalurkannya ke pedagang untuk membayar putus hasil pembuatan tas tersebut.

Jauh sebelum mengikuti pelatihan dari Yayasan Tangan Pengharapan untuk membuat rajutan dompet dan tas, kehidupan Vina dan anaknya Virgin lebih memprihatinkan.  Tinggal dengan kedua orang tua yang sudah renta di rumah kontrakan berukuran lima kali delapan meter tentulah sangat menyedihkan. Ditambah lagi terpisah dengan suami pastilah membuat Vina merasa kesulitan. 

Itulah sebabnya sebelum mendapatkan skill merajut Vina terpaksa menjual lotre mainan dan pendapatannya paling tinggi lima puluh ribu rupiah satu bulan. Tentulah pendapatan ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Vina, Virgin dan kedua orang tua Vina untuk kehidupan sehari-hari.

Melalui program makanan bergizi Vina masih bisa memberikan makanan bergizi kepada Virgin. Virgin ikut program Makan Bergizi sejak dia belum bersekolah dan saat ini Virgin sudah masuk TK-PAUD Tangan Pengharapan. Melalui program-program  Yayasan Tangan Pengharapan di Kaliceret banyak ibu-ibu seperti Vina yang tertolong secara ekonomi untuk membantu keluarganya.

En/His arms did not stop knitting as her hope which is undying for her only child, Virgin. Indeed, from knitting, Vina, Virgin’s mum, only gets Rp. 50.000 to Rp. 75.000 per week. However, Vina still gives thanks to God for His blessing by being a bag craftswoman. In average, one-day Vina can make 2-3 knitted bags per day. From the knitted bags crafted, Tangan Pengharapan Kaliceret distributes them to the merchant by doing pay-breaking for the making of the wallet.

Long before joining the training from Yayasan Tangan Pengharapan in order to make knitted purses and handbags, Vina’s life and her daughter’s, Virgin, were of greater concern. Living with both parents who are frail in a rented house, measuring five by eight feet, would have been very depressing. Not to mention the condition of being separated with her husband, must have made Vina’s life very difficult.

That is why before learning the skill of knitting, Vina wasforced to sell lottery toys. And her highest income was only of Rp. 50.000 a month. Surely this income is not enough to meet the needs of Vina, Virgin and both of Vina’s parents for everyday life.

Through nutritious food program, Vina is still able to provide nutritious food to Virgin. Virgin joined Nutritious food program since she wasn’t attending school yet and now Virgin has entered kindergarten-Early Childhood Education of Yayasan Tangan Pengharapan. Through the programs of Yayasan Tangan Pengharapan in Kaliceret, considerable numbers of mothers have been helped economically to help their family.